9/04/2013

Kamera



Sejarah Kamera
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhada cahaya namun beliau belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya
.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi kamera yang dikembangkan sekarang
Komponen kamera
Sebuah kamera minimal terdiri atas:
  • Kotak yang kedap cahaya (badan kamera)
  • Sistem lensa
  • Pemantik potret (shutter)
  • Pemutar film

Sistem lensa

Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal lenght memengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.

Bagian lain

Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
  1. Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat disingkapkan pada objek
  2. Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,
  3. Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan
  4. lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.
Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagian-bagian tersebut.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KAMERA DIGITAL DAN DRSL
Dilihat dari jenisnya, kamera ada 2 macam yaitu:
  1.  Camera digital,yaitu kamera yang pemakaiannya langsung melihat obyek yang difoto tanpa melalui lensa pengatur.
  2. Single Lens Reflex(SLR),yaitu kamera yang cara kerjanya dengan bayangan benda yang dilihat lalu di pantulkan oleh cermin yang terdapat didalam kamera, sehingga dengan jenis ini obyek tidak dapat dilihat jika lensa dalam keadaan tetutup.
Kelebihan Dan Kelemahan “Camera Digital”
#Kelebihan:
  • Gambar yang dihasilkan cukup terang meskipun cahayanya minim.
  • Bentuk kecil, ringan dan kompatibel
  • Otomatis penuh sehingga sesuai untuk pengambilan dimana saja.
  • Kamera tidak memakai cermin didalam dan suaranya tidak berisik.
  • Bisa dioperasikan dengan menggunakan flash (blitz).
#Kelemahan:
  • Flash yang built in pada body kamera bisa menyebabkan foto yang dihasilkan menjadi red eyes reduction.
  • Karena obyek yang difoto di lihat melalui view vinder yang terpisah dari lensa sehingga ada kemungkinan pengambilan gambar pada saat lensa tertutup.
  • Pengaruh pemakaian filter tidak tampak jika di lihat dari view vinder.
  • Karena lensa menjadi satu dengan body kamera maka lensa tidak dapat di ganti dengan jenis yang lain.
  • Paralax Error, yaitu ketidaksesuaian gambar yang dihasilkan dengan yang dilihat melalui view vinder.
  • Tidak bisa untuk pengambilan gambar Close up.
Kelebihan dan Kelemahan Kamera SLR

#Kelebihan:
  • Komposisi dapat lebih tepat.
  • Pengaturan fokus dan jarak dapat lebih teliti karena cahaya diukur melalui lensa.
  • Karena banyaknya kepingan lensa yang dipakai, maka lebih mudah pengaturan fokus dengan menggerkkan “focussing ring” kedepan dan kebelakang.
  • Lensa dapat dengan mudah di lepas dan di ganti dengan lensa yang lain sesuai dengan kebutuhan.
#Kelemahan:
  • Suara yang dikeluarkan pada saat di operasikan lebih berisik.
  • Karena komponennya kompleks maka sering mengakibatkan kegagalan dalam pengambilan gambar.
  • Harga jauh lebih mahal.
  • Sinkronisasi flash di batasi hanya pada skala shutter speed.

Bagian Body Kamera dan Fungsinya

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa bagian kamera yang penting adalah body kamera dan lensa. Pada body kamera jenis SLR dan TLR tedapat beberapa komponen dan fungsinya sebagai berikut:
1.View Finder (jendela pengintai) fungsinya untuk melihat obyek yang akan difoto.
2. Shutter speed (skala kecepatan), untuk mengatur kecepatan membuka dan menutupnya         rana
3.Rana fungsinya membuka dan menutup untuk mengambil cahaya yang dibutuhkan dai kamera ke obyek pada saat shutter release ditekan
4.Diafragma fungsinya untuk mengontrol atau mengatur ruang tajam pencahayaan
5.Skala penunjuk ASA film, fungsinya untuk menunjukkan ASA film yang dipakai
6.Shutter Release (tombol penembak), fungsinya untuk menembak secara manual
7.Self Timer (penunda waktu), fungsinya untuk menangguhkan waktu pengambilan obyek yang akan difoto

8.Pengokang (tuas untuk memajukan film), fungsinya untuk menggeser film yang telah dicahayai
9.Tuas untuk menggulung film.
10.Lubang untuk memasukkan kabel sinkronisasi, untuk menggabungkan kamera dengan flash.
11.Tombol pelepas rana.
12.Hot Shoe (sepatu panas), fungsinya untuk menempatkan flash.
13.Film Counter (penunjuk film yang telah dipakai).
14.Tempat baterai untuk kamera.
15.Tombol atau pengait penggulung film, fungsinya untuk menggulung film.
16.Tombol pelepas film.
17.Cermin, fungsinya untuk membuka dan menutup pada saat shutter release ditekan.
18.Pengait film.
Pada jenis kamera kompak bagian-bagiannya tidak selengkap dan sekomplek komponen-komponen pada kamera SLR dan RLT.

II. Lensa Kamera

Kamera yang dipakai untuk keperluan lebih serius akan lebih baik menggunakan jenis kamera SLR. Dengan sistem ini akan lebih mudah untuk dapat mengganti lensa sesuai dengan yang diinginkan. dan muncullah berbagai jenis lensa yang dikelompokkan menurut luas sudut pengambilan gambar.
1. Lensa Sudut Lebar (Wide)
a. Ultra Wide (15,18,20mm)
Daya jangkau cukup dan ruang tajamnya cukup besar. Banyak digunakan untuk foto pemandangan, jurnalistik, arsitektur. Kekurangannya bila belum menguasai prospektif dan komposisi obyek akan tampak kecil sekali dalam gambar.
b. Medium Wide (24,28,35mm)
Dipakai untuk interior juga arsitektur.
2. Lensa Datar
Lensa (50mm) kekuatan lensanya cukup tingi. Rancangan lensanya normal memang dibuat seperti layaknya pandangan mata kita, maka banyak digunakan untuk foto dokumentasi.
3. Lensa Tele
lensa dengan jangkauan jauh, agar benda di kejauhan tampak dekat.
-Medium Tele : 85,105,135,200mm
-Super Tele : 300,400,600,800,900,2000mm.
4. Lensa Vario (zoom)
Lensa yang mempunyai variasi panjang yang dapat diatur sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita.
-Wide-Wide : 17-18,20-35mm.
-Wide-Normal : 35-70,28-70,24-70mm.
-Wide-Medium tele : 28-85,28-200mm.
-Medium-Super tele : 80-200,600-1200mm.
-Wide-Super tele : 35-350mm.
5. Lensa Konventer
Sebuah lensa yang dapat meningkatkan kekuatan dan panjang lensa menurut angka pelipatnya. Sebagai contoh, lensa konventer 2x 200mm dapat menambah kekuatan lensa 200mm menjadi 400mm.

III. Flash (Lampu Kilat)

Yang dimaksud dengan lampu kilat adalah cahaya buatan yang dihasilkan oleh suatu alat yang bertujuan untuk memberikan penyinaran saat cahaya alami tidak mampu melakukannya atau sebagai pelengkap/pendukung cahaya alami.
a. Flash bulb
Flash bulb terdiri dari lim kawat magnesium kawat besi dalam ruangan berisi oksigen pekat. Lampu kilat jenis ini dinyalakan oleh suatu aliran atau getaran singkat pada waktu bersamaan atau sesaat atau pengatur cahaya dibuka. Pada sebuah flash bulb terdapat 4 bola lampu hanya dapat digunakan dalam satu kali pemakaian.
b. Elektronik Flash
Yaitu lampu kilat dimana terdapat baterai sebagai kapasitor/kondensator yang menyimpan tenaga listrik, kemudian mengeluarkannya untuk memicu cahaya kilat. Dan pada lampu kilat elektronik terdapat sebuah sensor yang mengukur cahaya dari lampu kilat sesuai dengan kadar pencahayaan yang di butuhkan. Lampu jenis ini lebih efisien, karena dapat dipakai berulang-ulang.
c. Multiple Flash
Yaitu suatu lampu kilat yang dapat menyala ratusan kali pada tiap detiknya. Lampu kilat ini dapat digunakan untuk merekam pergerakan yang terjaddi pada obyek bergerak dan menganalisa fenomena dengan kecepatan tinggi.
d. Stroboscope
Adalah sebuah alat yang menghasilkan atau menggunakan pulsa-pulsa cahaya yang cemerlang untuk obyek yang bergetar, berputar dan untuk membuat obyek tersebut seperti tidak bergarak/bergerak sangat lambat.

IV. Accessories

Pada pemotretan yang baik ada kalanya di butuhkan beberapa perangkat tambahan untuk lebih menyempurnakan hasil gambar yang diperoleh.
A.Filter
Filter merupakan lensa tambahan yang berfungsi sesuai dengan jenisnya masing-masing diantaranya :
  • Filter Monocrome, berfungsi untuk menguatkan suatu nada warna pada obyek yang sesuai dengan filternya. Contoh, filter Monocrome warna merah.
  • Filter Ultraviolet, berfungsi untuk menghilangkan efek dari sinar ultra violet.
  • Filter Skylight, yaitu berfungsi merubah warna ultra violet menjadi warna magenta.
  • Filter Konversi, berfungsi untuk menghilangkan warna dari obyek atau efek suatu pencahayaan menjadi warna asaknya.
  • Filter Polarizing, berfungsi untuk menjernihkan pandangan (menghilangkan pantulan cahaya, membirukan warna langit dan menjernihkan air).
  • Filter Gradual, berfungsi untuk membuat efek gradasi warna pada obyek.
  • Filter Diffuser, berfungsi untuk melembutkan pandangan.
  • Filter Close Up, berfungsi untuk memotret obyek yang kecil.

0 komentar:

Post a Comment